Senin, 30 September 2013

Tugas ISD 1:

Masalah Papua Representasi Kesenjangan Sosial Tinggi
Ditulis oleh  Ant/Ida/Papos     

JAKARTA [PAPOS] Sosiolog Universitas Nasional (Unas) Nia Elvina, M.Si menyatakan bahwa masalah konflik di Papua, termasuk penembakan terhadap anggota TNI, adalah representasi dari masih terjadinya kesenjangan sosial yang masih sangat tinggi yang terjadi di provinsi itu.
"Dari berbagai riset yang pernah dilakukan, potensi masyarakat Papua untuk melawan pemerintahan yang sah itu sangat minim," katanya di Jakarta, Kamis.

Yang ada, kata dia, keluhan mereka adalah ketika banyak kasus yang terjadi, mereka selalu mempertanyakan peran negara, yakni ketika terjadi baku tembak antara masyarakat Papua dengan aparat keamanan atau pertahanan negara yang bertugas memproteksi kepentingan kapitalis asing di sana.

"Masyarakat Papua selalu menanyakan mengapa tentara atau polisi kita, tidak sayang kepada masyarakat Papua," tutur anggota kelompok peneliti studi perdesaan Universitas Indonesia (UI) itu.

Karena itu, menurut dia, kurang bijak jika pemerintah melihat kasus ini sebagai kasus separatisme. "Pemerintah harus melihat lebih mendalam. Aktor dan kepentingan mana yang terlibat dalam kasus ini," ucapnya.

Ditegaskannya bahwa negara harus lebih mencermati kasus ini. "Jangan sampai alat pertahanan negara kita diperalat oleh kepentingan kapitalis asing untuk berkonfrontasi dengan rakyat Indonesia sendiri," ujarnya.

Menurut dia, semua pihak mengetahui bagaimana kondisi perkembangan sosial, ekonomi dan politik di Papua.

"Kekayaan alam mereka selalu dieksploitasi oleh kapitalis asing yang sangat tidak berdampak bagi kemajuan masyarakat kita, khususnya masyarakat Papua," paparnya.

"Saya khawatir dengan perpanjangan izin terus menerus terhadap kapitalis asing, masyarakat Papua tidak akan pernah sejahtera," tambah Sekretaris Program Sosiologi Unas itu.

Ia menegaskan bahwa yang dibutuhkan oleh masyarakat Papua adalah keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. "Selama pemerintah belum berpihak kepada kepentingan rakyat, selama itu juga akan selalu muncul konflik sosial," katanya. [ant/ida]

Sumber: http://www.papuapos.com/index.php/utama/item/1333-masalah-papua-representasi-kesenjangan-sosial-tinggi





8Opini :

            Sesuai dengan berita tersebut, konflik yang terjadi di Papua dilatar belakangi oleh sebuah kecemburuan sosial antara pihak perusahaan perusahaan yang mengeksplorasi kekayaan alam Papua dan masyarakat asli Papua. Dari kecemburuan sosial ini akan mendorong terjadinya masalah-masalah sosial yang lain seperti kasus penembakan aparat pemerintahan, seolah hal ini pantas mereka lakukan sebagai upaya pembalasan kesenjangan yang terjadi pada mereka. Dari sini pemerintah seharusnya dapat menstabilkan kesenjangan yang terjadi antara masyarakat Papua dengan perusahaan asing yang mengeksplor kekayaan alam secara besar-besaran, misalnya saja mengadakan pelatihan untuk masyarakat Papua bagaimana cara mengolah dan mengeksplor kekayaan alam yang mereka memiliki, karena tanpa diadakan pelatihan mungkin saja masyarakat Papua belum paham bahkan tidak mengerti sama sekali cara pengolahannya seperti yang kita tahu masyarakat Papua bisa dikatakan keterbelakangan dalam masalah ilmu pengetahuan. Sehingga jika kekayaan alam diolah oleh masyarakat Papua sendiri serta kekayan alam di Indonesia tidak di ambil oleh perusahaan asing, keuntungan dari hasil kekayaan tersebut juga dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia sendiri, bukan perusahaan asing serta sedikit demi sedikit konflik-konflik yang terjadi di Papua dapat terselesaikan. Tetapi pada kenyataannya pemerintah belum menyadari hal ini, seolah pemerintah hanya menguntungkan pihak asing dan membiarkan masyarakat Papua menderita melihat hasil kekayaan alam mereka dinikmati orang lain, selama masalah kesenjangan ini belum dapat terselesaikan akan muncul konflik-konflik lain di Papua.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar