METODE ILMIAH
Di susun oleh :
Gita Devi Nurani
13113749
3ka12
UNIVERSITAS GUNADARMA
BAB I
PENDAHULUAN
Pengetahuan (knowledge)
adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan panca
indra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan
bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan
kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan
realitas yang ada pada objek. Pengetahuan
dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah.
Pengetahuan non-ilmiah adalah
hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang tidak perlu dan
tidak mungkin diuji kebenarannya. Pengetahuan non-ilmiah tidak dapat
dikembangkan menjadi pengetahuan ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tertentu
tentang jin atau makhluk halus di tempat tertentu, keampuhan pusaka, dan
lain-lain. Pengetahuan prailmiah adalah hasil serapan indra dan pemikiran
rasional yang terbuka terhadap pengujian lebih lanjut menggunakan metode-metode
ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Ilmiah
Metode : Cara mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah sistematis
Metodologi : Pengkajian yang mempelajari peraturan-peraturan dari metode tersebut
Metodologi Ilmiah : Pengkajian dari peraturan-peraturan dalam metode ilmiah.
Metodologi : Pengkajian yang mempelajari peraturan-peraturan dari metode tersebut
Metodologi Ilmiah : Pengkajian dari peraturan-peraturan dalam metode ilmiah.
Menurut Almadk (1939),” metode
ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa
metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu
interelasi.”Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta
langkah-langkah tertentu dalam Metode ilmiah bekerja. seperti di bawah ini.
Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur
oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk
memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah
berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan
pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah
mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya
metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah
terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan
sebagainya.
Dalam
buku Schaum outline dijelaskan bahwa pengertian metode ilmiah atau metode
saintifik adalah langkah langkah kerja rutin dari saintis saintis aktif seiring
dibimbingnya mereka oleh keingintahuan untuk mempelajari keteraturan dan
hubungan di antara fenomena fenomena yang mereka pelajari. Penerapan memikiran
sehat setepat-tepatnya dalam penelitian dan analisis data juga merupakan
pengertian metode ilmiah atau metode saintifik.
Dalam
pengertian metode ilmiah yang terbaharui, dikembangkan oleh Francis Bacon
(1561-1626) bahwa pengertian metode ilmiah adalah serangkaian langkah langkah
berupa melakukan identifikasi masalah, mengumpulkan data dalam cakupan masalah
yang ada, memilah data untuk mencari hubungan, merumuskan hipotesis atau dugaan
ilmiah sementara, menguji hipotesis secara tepat dan mengonfirmasi
hipotesis/dugaan ilmiah apabila terdapat temuan temuan baru dalam eksperimen
yang dilakukan. Langkah langkah ilmiah tersebut dilakukan secara sistematis dan
berurut.
Diterangkan
dalam wikipedia, pengertian metode ilmiah atau proses ilmiah (scientific
method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Scientis atau para peneliti/ilmuwan melaksanakan
pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya sehingga dapat
menjelaskan fenomena alam. Prediksi atau hipotesis yang dibuat berdasarkan
hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Apabila hipotesis
tersebut lolos uji melalui eksperimen berkali-kali baik oleh satu peneliti
ataupun oleh peneliti lain, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori
ilmiah. Saintis atau para peneliti mungkin tertarik pada aspek aspek yang
berbeda dari alam, tetapi mereka semua menggunakan pendekatan intelektual yang
serupa untuk mengarahkan penyelidikan penyelidikannya yaitu metode ilmiah.
Dari
sumber lain dijelaskan bahwa pengertian metode ilmiah atau method of
scientific adalah suatu cara mencari dan mengungkapkan kebenaran dengan
ciri obyektivitas. Disini kebenaran yang diperoleh secara konsepsional atau
deduktif saja tidak cukup; harus diuji secara empiris.
Terakhir,
pengertian metode ilmiah menurut sumber luar bahwa metode ilmiah adalah proses
dimana para ilmuwan, secara kolektif dan dari waktu ke waktu, berusaha untuk
membangun sebuah representasi dunia atau jawaban dari fenomena fenomena yang
ada secara akurat (dapat diandalkan, konsisten dan sangat obyektif). The
scientific method is the process by which scientists, collectively and over
time, endeavor to construct an accurate (that is, reliable, consistent and
non-arbitrary) representation of the world.
Kriteria
Metode Ilmiah
Supaya suatu metode yang
digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus
mempunyai kriteria sebagai berikut:
1.
Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin
diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa
haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian
didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
2.
Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat
bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu
fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang
objektif.
3.
Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta member! arti
terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah
harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang
logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya
dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat
dengan menggunakan analisa yang tajam.
4.
Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus
dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada
untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang
ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan
tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran
peneliti.
5.
Menggunakan Ukuran Obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus
dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa
atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif
dan dengan menggunakan pikiran yang waras.
6.
Menggunakan Teknik Kuantitatif
Dalam memperlakukan data ukuran
kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang
tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm,
kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti:
sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagainya
Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking
dan rating.
B. Tujuan Metode Ilmiah
1. Untuk
meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan
maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2. Untuk
mengorganisasikan fakta
3.
Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh
pertimbangan-pertimbangan logis.
4. Untuk
mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data
yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan
kesimpulan.
5.
Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan
pengetahuan yang dapat diandalkan.
C. Langkah-langkah Metode Ilmiah
1. Perumusan
masalah
Perumusan masalah adalah langkah awal dalam melakukan
kerja ilmiah. Masalah adalah kesulitan yang dihadapi yang memerlukan
penyelesaiannya atau pemecahannya. Masalah penelitian dapat di ambil dari
masalah yang ditemukan di lingkungan sekitar kita, baik benda mati maupun
makhluk hidup. Misalnya, saat Anda berada di pantai dan mengamati ombak di
lautan. Pada saat itu di pikiran Anda mungkin timbul pertanyaan, mengapa
terjadi ombak? Atau, bagaimanakah cara terjadinya ombak? Untuk dapat merumuskan
permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan identifikasi masalah. Agar
permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka perlu dibatasi. Pembatasan
diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan penelitian kita.
Hal-hal yang
harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain sebagai berikut:
a. Masalah hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat
tanya.
b. Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah
dipahami. Rumusan masalah yang terlalu panjang akan sulit dipahami dan akan
menyimpang dari pokok permasalahan.
c. Rumusan masalah hendaknya merupakan masalah yang
kemungkinan dapat dicari cara pemecahannya. Permasalahan mengapa benda bergerak
dapat dicari jawabannya dibandingkan permasalahn apakah dosa dapat diukur.
2. Perumusan hipotesis
Ketika
kita mengajukan atau merumuskan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada
saat itu jawabannya sudah ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang masih
meragukan dan bersifat sementara, akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan
untuk mengarahkan kita untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang
dirumuskan sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian disebut
sebagai hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat juga dikatakan sebagai
dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan
kebenarannya. Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis yang kita buat mungkin
saja salah. Oleh karena itu, kita harus melakukan sebuah percobaan untuk
menguji kebenaran hipotesis yang sudah kita buat
3. Perancangan
penelitian
Sebelum
dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan
penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal
yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode
penelitian, alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus
disiapkan dalam rancangan penelitian. Penelitian yang kita lakukan dapat berupa
penelitian deskriptif maupun penelitian eksperimental. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta dan sifat-sifat objek yang diselidiki. Contoh dari
penelitian deskriptif, misalnya penelitian untuk mengetahui jumlah orang pengguna
narkoba usia dibawah 20 tahun pada tahun 2012. Adapun penelitian eksperimental
merupakan penelitian yang menggunakan kelompok pembanding. Contoh penelitian
eksperimental, misalnya penelitian tentang perbedaan pertumbuhan tanaman di
tempat yang terkena matahari dengan pertumbuhan tanaman di tempat yang gelap.
Selain rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang juga harus
diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan yang kedua
adalah populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi hasil
penelitian. Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua objek yang akan
diamati ketika melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan bagian
yang mewakili karakeristik dari populasi. Di dalam penelitian, variabel dapat
dibedakan menjadi :
a. Variabel bebas yaitu variabel yang sengaja mengalami perlakuan
atau sengaja diubah dan dapat menentukan variabel lainnya (variabel terikat).
b. Variabel terikat yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan
pola teratur (dipengaruhi oleh variabel bebas).
c. Variabel kontrol yaitu variabel yang digunakan sebagai
pembanding dan tidak mengalami perlakuan atau tidak diubah-ubah selama
penelitian.
4. Pelaksanaan
penelitian
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Persiapan penelitian biasanya diwujudkan dalam pembuatan
rancangan penelitian. Alat, bahan, tempat, waktu dan teknik pengumpulan data
juga harus dipersiapkan dengan baik.
b. Pelaksanaan, artinya pada tahap ini peneliti akan melakukan pengumpulan/pengambilan
data. Terdapat dua jenis data, antara lain :
· Data
kuantitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan
menggunakan alat indra, seperti indra penglihatan (mata), indra penciuman
(hidung), indra pengecap (lidah), indra pendengaran (telinga), dan indra peraba
(kulit). Contohnya adalah ketika kita melakukan pengamatan buah mangga maka
data kuantitatif yang dapat kita peroleh adalah mengenai rasa buah, warna
kulit, dan daging buah, serta wangi atau aroma buah.
· Data kualitatif merupakan data yang
diperoleh dari hasil pengukuran sehingga akan diperoleh data berupa
angka-angka. Contohnya adalah data mengnai berat buah mangga,ketebalan daging
buah, diameter buah mangga.
c. Pengolahan data, setelah data-data yang kita perlukan berhasil
dikumpulkan maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis
data. Data yang kita peroleh dapat ditulis atau kita nyatakan dalam beberapa
bentuk, seperti table, grafik dan diagram.
d. Menarik kesimpulan, setelah pengolahan data melalui analisis
selesai dilakukan maka kita dapat mengetahui apakah hipotesis yang kita buat
sesuai dengan hasil penelitian atau mungkin juga tidak sesuai. Selanjutnya kita
dapat mengambil kesimpilan dari penelitian yang telah kita lakukan. Kesimpulan
yang kita peroleh dari hasil penelitian dapat mendukung hipotesis yang kita
buat, tetapi kesimpulan yang kita ambil harus dapat menjawab permasalahan yang
melatarbelakangi penelitian
5. Pelaporan
penelitian
Sistematika penyusunan laporan penelitian
a. Pendahuluan, bagian pendahuluan merupakan bagian awal dari
laporan hasil penelitian dan berisi tentang latar belakang dilaksanakannya
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
hipotesis
b. Telaah kepustakaan/kajian teori, bagian kajian teori merupakan
bagian yang berisi tentang hasil telaah yang dilakukan oleh peneliti terhadap
teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian
yang dilakukan.
c. Metode penelitian, berisi segala sesuatu yang dilakukan
oleh peneliti mulai dari persiapan, pelaksanaan dan akhir dari sebuah
penelitian. Bagian metode penelitian berisi tentang teknik pengambilan data,
cara atau teknik pengolahan data, populasi dan sampel, alat, bahan, tempat dan
waktu penelitian.
d. Hasil dan pembahasan penelitian, berisi tentang data hasil
penelitian yang berhasil dikumpulkan selama penelitian. Data yang diperoleh
disampaikan dalam bentuk grafik, tabel , atau diagram.
e. Kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan yang
dihasilkan merupakan jawaban terhadp hipotesis yang sudah diuji kebenarannya.
Saran dari peneliti kepada pihak lain, yaitu pembaca dan bagi peneliti lainnya
untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang
digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.Metode ini
menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Supaya
suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiahesuai dengan tujuan dan fungsinya. Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah
disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa
karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah
Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:
Posting Komentar