Rabu, 30 April 2014

Tugas IBD Bab 6

Letusan Gunung Kelud, Penderitaan Masyarakat dan Pelajaran yang Bisa Dipetik



A.   Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu Juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belurn tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya.
            Dalam postingan kali ini akan dipaparkan tentang penderitaan yang terjadi pada korban bencana Gunung Kelud yang terjadi di Kediri pada tanggal 13 Februari 2014 pukul 22.59. Banyak pertanda yang sudah diberikan oleh alam jika akan terjadi letusan, namun banyak pula yang mengabaikan dan beruntung masih banyak warga yang selamat dari letusan gunung tersebut meskipun cukup banyak penderitaan yang ditimbulkan dari bencana alam yang terjadi.
  1. SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani,dan dapat juga berupa siksaan jiwa atua rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang,tmbullah penderitaan.  Siksaan yang bersifat psikis yang dialamin korban bencana tsunami yakni:
  1. Kebimbangan
Kebimbangan yang terjadi pada para korban bencana letusan gunung kelud mayoritas adalah bimbang tentang kerugian yang terjadi pada harta benda dan factor ekonomi yang mempengaruhi kelangsungan hidup yang mereka miliki. Seperti kerugian untuk mengganti atap rumah, hasil panen yang rusak karena abu vulkanik dan lahar dingin.
  1. Ketakutan
Setelah terjadinya erupsi yang cukup dahsyat hingga hampir dari separo pulau jawa merasakan dampaknya, ketakutan akan terjadi erupsi yang dahsyat lagi juga melanda masyarakat. Selain itu karena suara yang menggelegar, banyak terjadi pada warga yang menjadi saksi saat erupsi menjadi resah dan takut melihat kilat dan mendengar petir pada saat hujan, terutama pada anak kecil.


C.      KEKALUTAN MENTAL


Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Semua musibah pasti akan menimbulkan sebuah penderitaan begitu juga dengan Erupsi Gunung Kelud yang terjadi, apalagi dampak terbesar dari sebuah bencana adalah sebuah beban mental. Tanpa disadari setiap orang akan mengalami sebuah beban mental baik itu beban mental yang besar maupun kecil. Sama halnya denga musibah gunung kelud, kejadian-kejadian alam di kala Gunung Kelud meletus juga menyisakan beban mental tersendiri bagi masyarakat yang menjadi saksi erupsi.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental,dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut;
  1. Kepribadian yang lemah: Banyak para korban merasa resah dan gelisah akibat kerusakan yang terjadi pada tempat tinggal mereka. Terlebih tentang faktor ekonomi yakni hasil panen yang rusak yang juga mendorong kekalutan mental.
  2. Terjadinya konflik sosial budaya: .Dalam pasca erupsi Gunung Kelud secara otomatis para korban bencana membutuhkan banyak bantuan dalam hal sandang, pangan, dan pengungsian untuk tempat bernaung sementara. Konflik sosial yang terjadi dalam hal bantuan banyak terjadi, seperti penyaluran bantuan yang tidak merata serta tingkat keamanan yang kurang mendukung mendorong maraknya pencurian, dan konflik-konflik lain
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah:
  1. Positif : Disisi lain sebuah juga ada hal positif yang diambil, disaat bencana besar melanda kita hanya bisa bersabar dan mensyukuri apa yang ada. Beruntung masih bisa menikmati hasil kekayaan dan diberi kemampuan untuk mengolahnya, dibanding daerah yang mengalami krisis seperti di Benua Afrika mayoritasnya.
  2. Negatif : Banyaknya pihak yang merasa putus asa denga apa yang terjadi, banyak kehilangan harta benda dan hilangnya hasil kerja keras mereka denga rusaknya area persawahan yang penduduknya mayoritas petani mendorong mereka untuk melakukan tindakan kriminal seperti pencurian yang marak terjadi.
  1. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Setiap penderitaan yang dialami oleh manusia pasti tidak akan berakhir dengan sendirinya tanpa ada perjuangan. Oleh karena itu di setiap manusia yang mengalami penderitaan harus bias memotivasi diri sendiri untuk bias bangkit dari ketrepurukan penderitaan yang dialami. Tetapi terkadang adapula yang bisa bangkit dengan memperoleh motivasi dari luar, namun jika ini adalah bencana besar seperti gunung kelud penderitaan dan perjuangan akan dirasakan bersama oleh semua masyarakat. Dan jika dilihat mayoritas masyarakat pedesaan dikawasan Gunung Kelud yang memiliki jiwa gotong royong dan toleransi tinggi menjadikan penderitaan dan perjuangan yang mereka alami adalah dijalani dan ditanggung bersama sehingga hal ini dirasa lebih ringan.
  1. PENDERITAAN,MEDIA MASA DAN SENIMAN
Penderitaan, media masa, dan seniman mungkin hal yang berbeda namun bisa menjalin keterkaitan. Media masa sangat berperan untuk untuk penyebaran informasi. Dari penyebaran informasi akan mempermudah datangnya bantuan dari manapun, misalkan saja jika bencana alam hanya tersebar dari mulut ke mulut maka akan lama tersebar tanpa ditalangi oleh media masa. Dan dampak positifnya penanganan bencana akan lebih cepat pula karena ada sebuah “informasi”. Selain media massa, peran para seniman juga banyak mendukung dalam memperoleh bantuan, misalkan saja banyak para musisi yang mengadakn konser penggalangan dana untuk membantu para korban Gunung Kelud dan program-program perbaikan rumah.

  1. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Di Indonesia, sangat sulit menumbuhkan sadar bencana karena faktor budaya dan lingkungan sosial, yang bersumber dari tingkat pendidikan masyarakat yang kurang memadai, tidak ada pendidikan tentang kebencanaan, dan sulitnya menghimpun masyarakat untuk memberi pendidikan kebencanaan jika tidak tersedia dana untuk memberi makan dan transport.Terutama Indonesia merupakan daerah jajaran gunung berapi yang aktif, sehingga sangat sering terjadi bencana alam berupa gunung meletus.Salah satunya adalah Gunung Kelud, untuk menangani masalah erupsi Gunung Kelud masyarakat kurang tanggap, sehingga cukup banyak warga yang kelabakan ketika gunung yang sangat cepat berubah status dan meletus pada tanggal 13 Februari tersebut. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, tetapi karena kurangnya pengetahuan sadar bencana kerugian yang ada tidak dapat diminimalisir.


  1. PENGARUH PENDERITAAN
-          Pengaruh positif : Penderitaan dari erupsi Gunung Kelud juga membawa dampak positif, seperti tanah yang berada di daerah lereng kelud menjadi subur. Hal ini memberikan peluang bagi warga untuk meningkatkan hasil pertanian. Selain itu material-material dari erupsi juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, seperti batu-batu gunung, pasir, dll.
-          Pengaruh negatif : Masyarakat yang terkena langsung bencana dan yang berada disekitar gunung Kelud, sudah pasti menderita karena seolah harus memulai hidup baru. Harta benda mereka seperti rumah, sawah, ladang, binatang piaraan, dan apa saja yang mereka miliki, dalam sekejap habis. Selain itu, pendidikan anak-anak mereka terhenti karena harus berada dipengungsian, dan sekolah mereka hancur terkena letusan gunung Kelud.

Referensi :
-          www.wikipedia.org

-          Seri Diktat Kuliah “Ilmu Budaya Dasar”, Gunadarma

Kamis, 24 April 2014

Tugas IBD Bab 5

Selomangleng, Gua dengan Pesona Relief



Gua Selomangleng merupakan objek wisata populer di Kotamadya Kediri yang berada di utara kota dan dilengkapi akses jalan raya yang mulus, tersedia angkutan kota dan dekat dengan universitas serta SMA Negeri di Kota Kediri. Dinamakan Selomangleng dikarenakan lokasinya yang berada di lereng bukit (bahasa Jawa: Selo = batu, Mangleng = miring), kira-kira 40 meter dari tanah terendah di kawasan. Gua ini terbentuk dari batu andesit hitam yang berukuran cukup besar, sehingga nampak cukup menyolok dari kejauhan.
  1. Sejarah Gua Selomangleng


Dari cerita yang beredar, Gua Selomangleng dulu pernah digunakan oleh Dewi Kilisuci sebagai tempat pertapaan. Dewi Kilisuci adalah putri mahkota Raja Erlangga yang menolak menerima tahta kerajaan yang diwariskan kepadanya, dan lebih memilih menjauhkan diri dari kehidupan dunia dengan cara melakukan tapabrata di Gua Selomangleng. Terlepas dari gelap dan pengapnya suasana dalam gua, objek wisata Gua Selomangleng patut dikunjungi saat anda berada di Kediri. Tak jauh dari lokasi gua ini juga terdapat museum Airlangga yang merupakan museum purbakala yang bisa dikunjungi dan banyak sekali menyimpan benda-benda arkeologi berupa patung/arca. Dan sekarang, Goa Selomangleng diberi fasilitas lain seperti kolam renang dengan aneka wahananya dan juga arena bermain anak. Selain mengunjungi goa pengunjung juga dapat "sedikit" olahraga dengan naik ke Gunung Maskumambang yang hijau dan asri serta banyak terdapat ayam hutan yang berada di samping Museum Airlangga. Untuk naik gunung, pengunjung tidak berlu bersusah - susah karena telah dibangun tangga untuk naik ke atas. Atau pengunjung yang ingin mencoba tantangan dapat naik ke atas Gunung Klothok yang dipuncaknya terdapat sumber mata air yang bernama 'Elo'. Selain berwisata sejarah, pengunjung dapat berwisata outbound, jadi badan bisa sehat dan wawasan akan sejarahpun bertambah.

  1. Keindahan Gua Selomangleng

Sepintas tidak ada yang istimewa di gua batu ini, keunikan baru terlihat begitu mendekati pintu gua. Beberapa meter dibawah mulut gua terdapat beberapa bongkahan batu yang berserakan. Sebagian diantaranya terdapat pahatan, menandakan bahwa tempat ini sudah pernah disentuh manusia. Berbagai corak relief menghiasai dinding luar gua, diantaranya ada yang berbentuk manusia.
Melongok ke dalam gua, suasana gelap gulita dan aroma dupa yang cukup menyengat datang menyambut pengunjung. Tidak heran bila ada beberapa pengunjung yang takut atau berfikir panjang sebelum memutuskan untuk memasukinya. Kesan mistis terasa kental sekali saat berada di dalamnya. Beberapa pengunjung nampak buru-buru keluar setelah tidak lama memasuki ruang karena, dikarenakan tidak kuat dengan aroma dupa yang menyengat. Gua yang terbuat dari batuan andesit ini menjadikannya kedap air. Tidak ada stalagtit maupun stalagmit yang umum dijumpai pada gua-gua alam. Terdapat tiga ruangan dalam gua, dari pintu masuk kita akan tiba di ruangan utama yang tidak begitu lebar dengan sebuah pintu kecil di sisi kiri dan kanan untuk menuju ruangan lain dari dalam gua. Di dalam gua ini banyak sekali dijumpai relief yang menghiasi dinding gua.
Diperlukan penerangan tambahan untuk bisa melihatnya dengan jelas. Pada dasar lantai banyak sekali ditemukan bunga-bunga sesajen berwarna merah dan kuning yang masih segar. Suatu pertanda bahwa tempat ini cukup sering digunakan untuk mengasingkan diri, bertapa atau tirakat bagi kalangan malpractice tertentu.
Memasuki ruangan sebelah kiri dari pintu masuk gua, pengunjung mesti sedikit merangkak dikarenakan ukuran pintunya yang cukup kecil. Ketika mencoba memasuki ruangan tersebut, praktis cahaya yang ada semakin minim dikarenakan tidak adanya penerangan pada ruang tersebut. Ditambah ruangannya yang kecil dengan atap yang rendah sehingga kesan sempit dan sumpek mendominasi suasana dalam ruangan tersebut. Sulit kali untuk melihat apa saja yang ada di dalam ruangan tersebut. Ketika mencoba menelusuri dinding gua dengan penerangan dari telpon genggam, barulah terlihat bahwa bagian dalam gua tersebut juga memiliki relief-relief yang senada dengan bagian luar gua. Berbeda dengan ruang sebelah kiri gua, pada sisi kanan gua, terdapat relief pada bagain atas dari pintu masuk.
Mirip dengan relief yang sering menghiasi bagian atas dari pintu masuk candi. Ruangan ini sedikit lebih lebar dari sisi kiri. Pada dinding gua, terdapat bagian yang menonjol dengan cerukan kecil dibagian bawahnya, membentuk tungku. Sebatang dupa yang masih menyala nampak berada di dalam tungku tersebut, menebarkan aroma menyengat yang memenuhi seluruh ruangan. Relief-relief yang ada masih bisa terlihat cukup jelas untuk dinikmati.


  1. Nilai Estetika dari Gua Selomangleng
Gua Selomanglengyang terkenal dengan tempat pertapaan putri Kediri yakni Dewi Kilisuci memiliki nilai estetika yang tinggi karena dari relief-relief yang ada di dalam gua mengandung unsur- unsur kebudayaan beserta unsur sejarah bernilai. Selain itu dari relief-relief indah yang dipahat pada dinding gua menggambarkan keadaan Kerajaan Kediri beserta kehidupan masyarakat Kediri dalam masalah spiritual pada masa itu. Dari setiap relief yang ada memiliki arti sendiri-sendiri, mulai dari relief berwujud manusia, kepala ular, dll. Dikawasan Gua Selomangleng juga memiliki panorama alam yang juga tidak kalah cantik, karena lokasinya yang diapit oleh Gunung Klotok, bukit-bukit kecil dan area persawahan menghijau, di area ini juga dapat mempelajari sejarah sekaligus berwisata alam, disediakan juga tangga kecil untuk naik ke atas gua disana dapat menikmati pemandangan Kota Kediri dari atas. Disediakan juga museum yang letaknya tidak jauh dari Gua, disana kita dapat melihat beraneka ragam peninggalan sejarah, seperti prasasti-prasasti dan arca-arca.


  1. Ancaman di Area Wisata Gua Selomangleng


Sampai sejauh ini tidak ada upaya terencana dari instansi terkait untuk membuat situs Selomangleng terpahami secara memadai oleh masyarakat yang berdiam di sekitarnya (untuk kemudian memampukan mereka untuk melakukan pemeliharaan secara signifikan). Perhatian yang ada hanya ala kadarnya saja. Dalam banyak hal yang terjadi malah sebaliknya. Kawasan Selomangleng sekarang ini justru lebih diriuhkan oleh berbagai macam kegiatan yang tidak hanya akan mengurangi respek masyarakat terhadap keberadaan si situs, namun juga mengancam keaslian dan keutuhannya. Keberadaan tempat hiburan (kolam renang, panggung hiburan dan sejenisnya) yang dibangun secara permanen hanya beberapa belas meter dari situs, beberapa patung yang lenyap dan ditambal secara serampangan dengan menggunakan semen merupakan bukti nyata ancaman tersebut. Walaupun tidak jauh dari lokasi tersebut berdiri museum, namun keberadaannya praktis tidak menggetarkan siapapun. Praktis tidak ada aksi-aksi 'spektakuler' pihak penanggung-jawab temuan arkeologis tersebut untuk membuat situs Selomangleng lebih bermakna bagi masyarakat dan bangsa ini.


Referensi Sumber:




Sabtu, 19 April 2014

Tugas IBD Bab 4

Manusia, Cinta, dan Kasih



  A.  Pengertian Cinta dan Kasih

          Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
     Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya, dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata
        Pengertian cinta menurut Dr. Sarlito W. Sarwono. Beliau berkata bahwa cinta memiliki 3 unsur yaitu keterikatan,keintiman, dan kemesraan. Yang dimaksud keterkaitan adalah perasaan yang lebih untuk dia dan keadaan yang tidak ingin jauh darinya dan selalu ada dalam genggamannya. Keintiman adalah kebiasaan maupun tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak antara anda dan dia. Sedangkan Kemesraan adalah rasa kasih sayang dan rasa ingin membelai ataupun di belai,maupun rasa rindu bila tidak bertemu lama.


  B.  Cinta Menurut Ajaran Agama

     Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalm berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain. Atau juga istri dan anaknya, hartanya, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bia kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur'an.
  • Cinta diri
   Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatuyang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Qur'an telah mengungkapkancinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungan untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya , melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dari segala keburukan.
     Diantaranya gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginan dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (QS. Al-'Adiyat, 100:8)
  • Cinta kepada sesama manusia
          Agar manusia dapat  hidup denga  penuh keserasian  dan keharmonisasian dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain. Oleh karena itu, Allah memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberi sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebihan dalam cintanya pada diri sendiri dan melepaskan diri sendiri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat, memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian akan bisa merealisasikan kebaikan individu pada masyarakat.
          Al-Qur'an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling cinta mencintai seperti cinta mereka pada diri sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.
  • Cinta seksual
           Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
             "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir." (QS. Ar-Rum, 30:21)
            Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksualah terbentuk keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa saling kenal mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industri menjadi maju. Islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya. Jelas dengan sendirinya ia mengakui pula cinta seksual yang menyertai dorongan tersebut. Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang tidak diingkari, tidak ditentang ataupun ditekannya. Yang diserukan islam hanyalah pengendalian dan penguasaan cinta ini, lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cara yang sah, yaitu perkawinan.
  • Cinta kebapakan
           Mengingat bahwa antara ayah dengan anaknya tidak terjalin ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anaknya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan dan kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya dia setelah meninggal dunia. Cinta ini nampak pula dalam doa Nabi Nuh as, yang memohon pada Allah semoga anaknya selamat:
                  "Dan Nuh berseru pada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya (QS. Hud, 11:45)"
                 Biasanya cinta kebapakan nampak dalam perhatian seorang bapak pada anak-anaknya, asuhan, nasehat, dan pengarahan yang diberikannya pada mereka, demi kebaikan dan kepentingan mereka sendiri.
  • Cinta kepada Allah
     Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dab ridha-Nya:
          "Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah maha pengampun lagi maha penyayang" (QS. Ali Imran, 3:31)
         Cinta ikhlas manusia kepada Allah akan membuat cinat itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta. Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.
  • Cinta kepada Rasul
         Cinta kepada Rasul yang diutus Allah sebagai rahmabagi seluruh alam semesta. Seorang muslim yang benar-benar beriman dan sepenuh hati mencintai Rasulullah yang telah menanggung derita dakwah islam. Dan membawa kekelaman serta kesesatan menuju cahaya petunjuk.
           Dalam perspektif seorang muslim, cinta pada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, di atas segalanya. Karena itu, ketika Umar bin al-Khatthab radiallahu’anhu menyatakan bahwa cintanya kepada Rasul setara dengan cintanya pada dirinya sendiri, ia pun ditegur. Cinta pada Rasul harus berada diatas cinta pada semua manusia. Cinta pada Allah mutlak di atas cinta pada segala mahluk-Nya.
Cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamadalah bagian dari kecintaan kepada Allah Ta’ala. Mencintai agama yang Allah Ta’ala turunkan merupakan bagian dari kecintaan kepada Allah Ta’ala.


 C.  Kasih Sayang

       Kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Apabila suatu hubungan cinta diakhiri dengan sebuah pernikahan maka hal ini akan menimbulkan perasaan yang lebih dewasa lagi dan juga menuntut agar suatu hubungan tersebut lebih bertanggung jawab, perasaan inilah yang disebut dengan kasih sayang. Berbicara soal mengenai kasih sayang tentu tak lepas dari cinta. Oleh karenanya antara kasih sayang, cinta dan kemesraan tak bisa pisah-pisahkan meskipun semua beda penegertian, sebab semuanya saling mengaitkan. Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian. Cinta tidak dapat dipaksakan, cinta juga datang secara tiba-tiba. Cinta memang sangat menyenangkan, tapi kepedihan yang ditinggalkannya kadang berlangsung lebih lama dari cinta itu sendiri. Antara cinta dan benci batasnya amat sangat tipis, tapi dengan cinta dunia yang kita jalani serasa lebih indah, harum dan bermakna. Cinta pun merupakan perasaan seseorang kepada lawan jenisnya, karena ketertarikan terhadap sesuatu yang dimiliki oleh lawan jenisnya (misalnya sifat, wajah dan lain-lain. Dengan cinta kita bias berbagi suka maupun duka dengan pasangan kita. Namun dalam menjalin hubungan kita harus saling melengkapi satu sama lain dan menerima pasangan kita apa adanya. Selai itu pula, kemesraan tak bisa terpisahkan dari kedua hal diatas. Kemesraan berasal dari kata dasar ‘mesra’, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan bakatnya. Kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dengan perasaan cinta dan suka kepada seseorang itu berkembang dan mengikat dan membentuk sebuah embrio yang disebut dengan cinta. Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian. Dengan cinta yang sudah dibentuk dan terbentuk itu akan menciptakan suatu kemesraan. Kemesraan cintan membuat orang semakin saling mencintai dan dicintai. Kemesraan adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Pada akhirnya dengan perpaduan kasih sayang, cinta dan kemesraan tersebut akan menciptakan suatu keharmonisan dalam kehidupan berumah tangga maupun dalam menjalin hubungan cinta dengan kekasih kita.

   CINTAKU JAUH DI PULAU
Oleh Khairil Anwar

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.

1946
  
Bait I “Cintaku Jauh Di Pulau” kekasih tokoh aku (gadis manis) berada di suatu tempat yang jauh. “Gadis manis sekarang iseng sendiri” artinya sang kekasih tersebut adalah seorang gadis yang manis yang menghabiskan waktu sendirian (iseng) tanpa kehadiran tokoh aku.
 
Bait II si tokoh aku menempuh perjalanan jauh dengan perahu karena ingin menjumpai atau menemui kekasihnya. Ketika itu cuaca sangat bagus dan malam ketika bulan bersinar, namun hati si aku merasa gundah karena rasanya ia tak akan sampai pada kekasihnya.
 
Bait III menceritakan perasaan si aku yang semakin sedih karena walaupun air terang, angin mendayu, tetapi pada perasaannya ajal telah memanggilnya (Ajal bertahta sambil berkata : “Tujukan perahu ke pangkuanku saja”).
 
Bait IV menunjukkan si aku putus asa. Demi menjumpai kekasihnya ia telah bertahun-tahun berlayar, bahkan perahu yang membawanya akan rusak, namun ternyata kematian menghadang dan mengakhiri hidupnya terlebih dahulu sebelum ia bertemu dengan kekasihnya.
 
Bait V merupakan kekhawatiran si tokoh aku tentang kekasihnya, bahwa setelah ia meninggal, kekasihnya itupun akan mati juga dalam penantian yang sia-sia.
 
    Setelah kita menganalisis makna tiap bait, kita pun harus sampai pada makna lambang yang diemban oleh puisi tersebut. Kekasih tokoh aku adalah kiasan dari cita-cita si aku yang sukar dicapai. Untuk meraihnya si aku harus mengarungi lautan yang melambangkan perjuangan. tetapi usahanya tidak berhasil karena kematian telah menjemputnya sebelum ia meraih cita-citanya.  

 D.  Kemesraan

        Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria maupun wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
       Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Filsuf Rusia, Salovjef dalam bukunya makna kasih mengatakan "jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar ke luar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain".
      Yose Ortage Y Gasset dalam novelnya "On Love" mengatakan "dikedalaman sanubarinya seorang pecinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan obyek cintanya. Persatuan bersifat kebersamaan yang mendasar dan melibatkan seluruh eksitensinya". Selanjutnya Yose mengatakan, bahwa si pecinta tidaklah kehilangan pribadinya dalam aliran enersi cinta tersebut. Malahan pribadinya akan diperkaya, dan dibebaskan. Cinta yang demikian merupakan pintu bagi seseorang untuk mengenal dirinya sendiri.

 E .  Pemujaan

          Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan terhadap Tuhan  adalah inti nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya. Apa sebab itu terjadi adalah karena Tuhan mencipta alam semesta. Seperti dalam surat Al-Fuqon ayat 59-60 yang menyatakan, "Dia yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apa diantaranya keduanya dalam enam rangkaian masa, kemudian dia bertahta di atas singgasana-Nya. Dia maha pengasih, maka tanyakanlah kepada-Nya tentang soal-soal apa yang perlu diketahui". Selanjutnya ayat 60, "Bila dikatakan kepada mereka, sujudlah kepada Tuhan yang maha pengasih".
         Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga pengahncur segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintahnya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia memuja-Nya. Dalam surat Al-Mu'minin ayat 98 dinyatakan, "Dan aku berlindung kepada-Mu. Ya Tuhanku, dari kehadiran-Nya di dekatku".
        Karena itu jelaslah bagi kita semua, bahwa pemujaan kepada Tuhahan adalah bagian hidup manusia. Karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Dan penciptaan semesta untuk manusia.

 F.  Belas Kasihan

        Dalam surat Al-Qolam ayat 4, maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain karena belas kasihan adalah perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi sangat dipujikan oleh Allah SWT.
        Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT.
        a. cara-cara menumpahkan belas kasihan
             Dalam kehidupan banyak sekali yang harus kita kasihani dan banyak cara kita menumpahkan belas kasihan. Yang perlu kita kasihani antara lain: yatim piatu, orang-orang jompo yang tidak mempunyai ahli waris, pengemis yang benar-benar tidak mampu bekerja, orang sakit dirumah sakit, orang cacat, masyarakat kita yang hidup menderita dan sebagainya. Orang-orang itu umumnya menderita lahir batin dan umumnya sedikit tangan menaruh belas kasihan.
             Berbagai macam cara orang memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan dan sebagainya.

 G.  Cinta Kasih Erotis

          Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih antara orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, Kedua-duanya mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja. Berlawan dengan kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat bersifat ekslusif, bukan universal, dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.


Referensi :
-   Seri Diktat Kuliah “Ilmu Budaya Dasar”, Gunadarma
-   http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2012/02/14/arti-dan-makna-kasih-sayang-439069.html
-   http://www.was-was.com/2013/12/kumpulan-puisi-chairil-anwar-lengkap.html
-   

Rabu, 09 April 2014

Tugas IBD Revisi Bab 3

“KESABARAN”
Karya Chairil Anwar


Kesabaran
Karya Chairil Anwar

Aku tak bisa tidur
Orang ngomong, anjing nggonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Dihantam suara bertalu-talu
Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak bicara
Suaraku hilang, tenaga terbang
Sudah! Tidak jadi apa-apa!
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

Keras membeku air kali
Dan hidup bukan hidup lagi

Kuulangi yang dulu kembali
Sambil bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu reda yang mesti tiba



ANALISIS PUISI MENGGUNAKAN TEORI STRUKTURAL
1.    Struktur Bathin
a.    Tema
Herman J. Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.
Tema di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar yaitu tema sosial, karena menceritakan kehidupan sosial penyair yang kemugkinan besar berusaha sabar dalam menghadapi orang lain.

b.    Perasaan (Feeling)
Herman J. Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar perasaannya yaitu perasaan penyair yang berusaha sabar dalam menghadapi hidup, ia tidak memperdulikan apapun yang orang katakan tentang dirinya. Ia lebih baik diam dan tidak berkomentar.

c.    Nada dan Suasana
Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadap pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleh penyair, seperti yang dikemukakan oleh Herman J. Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu, atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.
Nada di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar Penulis berpendapat bahwa puisi tersebut bernada lugas, sebab penyair begitu lugas dalam mengemukakan bagaimana pengalamannya dalam bersabar. Puisi yang berjudul ‘Kesabaran’ mencerminkan bagaimana kelugasan penyair dalam mengemukakan pengalamannya, tidak bersikap menggurui. Hal ini disebabkan bahwa kesabaran adalah sesuatu yang sangat sakral, ada di dalam setiap diri manusia.
Suasana di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar memberikan suasana pada pembaca, bahwa perasaan penyair sangat kuat dan ia tidak memikirkan apapun yang membuat ia sakit hati, ia akan bersabar dan tidak akan banyak berkomentar. Hal ini penulis rasakan setelah membaca puisi tersebut, memberikan kesadaran bahwa apabila kita menghadapi masalah harus bersikap sabar dan yakin bahwa cobaan itu akan berlalu seiring berjalannya waktu.

d.   Amanat
Setelah memahami tentang tema, nada,dan perasaan yang terdapat dalam puisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa pesan yang ingin disampaikan pengarang dalam puisinya adalah tentang kesabaran, penyair ingin mengamanatkan bahwa kita harus bersabar dalam menghadapi masalah, sebab masalah pasti akan selalu datang. Maka dari itu, kita harus bersabar dan yakin bahwa suatu saat cobaan itu akan berlalu.

2.    Struktur Lahir (Metode Puisi)
a.       Diksi (Pemilihan Kata)
Penyair sangat cermat dalam memilih kata-kata sebab kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Oleh sebab itu, disamping memilih kata yang tepat, penyair juga mempertimbangkan urutan katanya dan kekuatan atau daya magis dari kata-kata tersebut. Kata-kata diberi makna baru dan yang tidak bermakna diberi makna menurut kehendak penyair. Karena begitu pentingnya kata-kata dalam puisi, maka bunyi kata juga dipertimbangkan secara cermat dalam pemilihannya. Karena pemilihan kata-kata mempertimbangkan berbagai aspek estetis, maka kata-kata yang sudah dipilih oleh penyair untuk puisinya bersifat absolut dan tidak bisa diganti dengan padan katanya, sekalipun maknanya tidak berbeda. Bahkan sekalipun unsur bunyinya hampir mirip dan maknanya sama, kata yang sudah dipilih itu tidak dapat diganti. Jika kata itu diganti akan mengganggu komposisi dengan kata lainnya dalam konstruksi keseluruhan puisi itu.
Di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar diksi atau pemilihan kata menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh pembaca meskipun dalam struktur kata tidak beraturan dan kurang sesuai dengan struktur kata pada umumnya. Misalnya: kata ‘nggonggong’ dalam struktur kata pada umumnya bukan ‘nggonggong’ tetapi ‘menggonggong’, namun penyair lebih memilih kata ‘nggonggong’ sebagai kata yang memiliki unsur orisinalitas atau private symbol sehingga menghasilkan poetic power.

b.      Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata kongkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian oleh karena itu kata-kata menjadi lebih kongkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa. Pengimajian dapat dibatasi dengan pengertian: kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Baris atau bait puisi itu seolah mengandung gema suara (imaji auditif), benda yang nampak (imaji visual), atau sesuatu yang bisa kita rasakan, raba, atau sentuh (imaji taktil).
Pengimajian di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar yaitu sebagai berikut:
-       Aku tak bisa tidur (imaji taktil)
-       Orang ngomong, anjing nggonggong (imaji auditif)
-       Dunia jauh mengabur (imaji taktil)
-       Kelam mendiding batu (imaji taktil)
-       Dihantam suara bertalu-talu (imaji auditif)
-       Di sebelahnya api dan abu (imaji visual)
-       Aku hendak bicara (imaji taktil)
-       Suaraku hilang, tenagaku terbang (imaji taktil)
-       Sudah! tidak jadi apa-apa! (imaji taktil)
-       Ini dunia enggan disapa, ambil perduli (imaji taktil)
-       Keras membeku air kali (imaji visual)
-       Dan hidup bukan hidup lagi (imaji taktil)
-       Kuulangi yang dulu kembali (imaji taktil)
-       Sambil bertutup telinga, berpicing mata (imaji visual)
-       Menunggu reda yang mesti tiba (imaji taktil)



c.       Kata Kongkret
Untuk membangkitkan imaji (daya bayang) pembaca, maka kata-kata harus diperkongkret, maksudnya ialah bahwa kata-kata itu dapat menyaran kepada arti yang menyeluruh. Seperti halnya pengimajian, kata yang diperkongkret ini juga erat hubungannya dengan penggunaan kiasan dan lambang. Jika penyair mahir memperkongkret kata-kata, maka pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasa apa yang dilukiskan oleh penyair. Dengan demikian pembaca terlibat penuh secara bathin kedalam puisinya. Jika imaji pembaca merupakan akibat dari pengimajian yang diciptakan penyair, maka kata kongkret ini merupakan syarat atau sebab terjadinya pengimajian itu. Dengan kata yang diperkongkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair.
Di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar kata kongkret yang dipilih untuk melukiskan ia berusaha sabar dan mengabaikan orang-orang yang menggunjingnya atau membicarakannya ia menggunakan kata ‘Aku tak bisa tidur/Orang ngomong, anjing nggonggong/Dunia jauh mengabur/Kelam mendinding batu/Dihantam suara bertalu-talu/Di sebelahnya api dan abu’, kata kongkret yang dipilih untuk melukiskan ia berusaha berbicara namun ia tidak dapat berbicara dan akhirnya berusaha untuk tidak perduli ia menggunakan kata ‘Aku hendak bicara/Suaraku hilang, tenaga terbang/Sudah! tidak jadi apa-apa!/Ini dunia enggan disapa, ambil perduli’, kata kongkret yang dipilih untuk melukiskan ia sudah tahan dan kuat untuk menjalani hidup ia menggunakan kata ‘Keras membeku air kali/Dan hidup bukan hidup lagi’, kata kongkret yang dipilih untuk melukiskan bahwa ia akan terus bersabar dan yakin bahwa suatu saat nanti cobaan itu akan berlalu seiring berjalannya waktu ia menggunakan kata ‘Kuulangi yang dulu kembali/Sambil bertutup telinga, berpicing mata/Menunggu reda yang mesti tiba’.

d.      Bahasa Figuratif (Majas)
Penyair menggunakan bahasa yang bersusun-susun atau berpigura sehingga disebut bahasa figuratif. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya bermakna kias atau makna lambang.
Bahasa figuratif dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang dimaksudkan penyair karena: 1) bahasa figuratif mampu menghasilkan kesenangan imajinatif, 2) bahasa figuratif adalah cara untuk menghasilkan imaji tambahan dalam puisi sehingga yang abstrak menjadi kongkret dan menjadikan puisi lebih nikmat dibaca, 3) bahasa figuratif adalah cara menambah intensitas perasaan penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikap penyair, 4) bahasa figuratif adalah cara untuk mengkonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan cara menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat (Perrine, 1974:616-617).
Di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar menggunakan majas hiperbola yakni kiasan yang berlebih-lebihan. Misalnya dalam kata ‘Dunia jauh mengabur’, ‘Kelam mendinding batu’, ‘Suaraku hilang, tenaga terbang’, ‘Keras membeku air kali’, ‘Dan hidup bukan hidup lagi’. Selain itu puisi tersebut juga menggunakan majas personifikasi seperti dalam kata ‘Ini dunia enggan disapa, ambil perduli’.

e.       Rima dan Ritma
Bunyi di dalam puisi menghasilkan rima dan ritma. Rima adalah pengulangan bunyi di dalam puisi. Dalam ritma pemotongan-pemotongan baris menjadi frasa yang berulang-ulang, merupakan unsur yang memperindah puisi itu.
1.      Rima
Pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi ini penyair juga mempertimbangkan lambang bunyi. Dengan cara ini pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi.
Rima di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar adalah sebagai berikut:

Aku tak bistidur (pengulangan bunyi fonem /a/ dan /i/)
Orang ngomong, anjing nggonggong (pengulangan bunyi fonem /o/ dan /ng/)
Dunia jauh mengabur (pengulangan bunyi fonem /u/)
Kelam mendinding batu (pengulangan bunyi fonem /e/ dan /m/)
Dihantam suarbertalu-talu (pengulangan bunyi fonem /a/)
Di sebelahnya api daabu (pengulangan bunyi fonem /a/)

Aku hendak bicar(pengulangan bunyi fonem /a/)
Suaraku hilang, tenagterbang (pengulangan bunyi fonem /a/ dan /ng/)
Sudah! tidak jadi apa-apa! (pengulangan bunyi fonem /a/)
Indunia enggan disapaambil perdul(pengulangan bunyi fonem /i/ dan /a/)

Keras membekair kali (pengulangan bunyi fonem /k/, /e/, dan /a/)
Dahidup bukahidup lag(pengulangan bunyi fonem /a/, /i/ dan kata ‘hidup’)

Kuulangi yang dulkembali (pengulangan bunyi fonem /u/ dan /a/)
Sambil bertutup telinga, berpicing mat(pengulangan bunyi fonem /a/,/i/ dan /u/)
Menunggu redyang mesti tiba (pengulangan bunyi fonem /e/ dan /a/)

2.      Ritma
Ritma sangat berhubungan dengan bunyi dan juga berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Ritma dapat dikatakan sebagai irama namun berbeda dengan metrum (matra). Dalam puisi karya-karya Chairil Anwar, irama sudah diciptakan secara kreatif artinya tidak hanya berupa pemotongan baris-baris puisi menjadi dua frasa, namun dapat berupa pengulangan kata-kata tertentu untuk mengikat beberapa baris puisi.
Ritma di dalam puisi ‘Kesabaran’ karya Chairil Anwar adalah kata ‘aku’ yang merupakan pengikat beberapa baris, sehingga baris-baris itu seolah bergelombang menimbulkan ritma.
Aku tak bisa tidur
Orang ngomong, anjing nggonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Dihantam suara bertalu-talu
Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak bicara
Suaraku hilang, tenaga terbang
Sudah! Tidak jadi apa-apa!
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

Keras membeku air kali
Dan hidup bukan hidup lagi

Kuulangi yang dulu kembali
Sambil bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu reda yang mesti tiba

Referensi :